Diplomasi adalah perpaduan antara ilmu dan seni
perundingan atau metode untuk menyampaikan pesan melalui perundingan guna
mencapai tujuan dan kepentingan Negara yang menyangkut bidang politik, ekonomi,
perdagangan, sosial, budaya, pertahanan, militer, dan berbagai kepentingan lain
dalam bingkai hubungan.
Definisi diplomasi menurut para ahli:
Menurut Clausewitz, pakar strategi perang Jerman, diplomasi merupakan alat
untuk mencegah perang. Apabila diplomasi gagal, melalui cara damai tidak
berhasil, maka perang merupakan jalan terakhir. Perang adalah alat kebijakan
luar negeri, manakala cara damai dalam melindungi kepentingan nasionalnya
gagal. Dengan demikian perang dilancarkan setelah diplomasi gagal.
Menurut Earnest Satow, Burke memakai kata “diplomasi” untuk menunjukkan
keahlian atau keberhasilan dalam melakukan hubungan internasional dan
perundingan di tahun 1796.
Menurut The Hamber’s
Twentieth Century Dictionary,
diplomasi adalah seni berunding, khususnya tentang perjanjian di antara
negara-negara; keahlian politik. Disini, yang pertama menekankan pada
kegiatannya, sedangkan yang kedua meletakkan penekanan pada seni berundingnya.
Menurut KM Panikkar
dalam bukunya The Principal and Practice of Diplomacy mengatakan diplomasi dalam hubungannya dengan politik
internasional, adalah seni mengedepankan kepentingan suatu negara dalam hubungannya
dengan negara lain.
Menurut Svarlien, diplomasi sebagai seni dan ilmu perwakilan negara dan
perundingan.
Menurut Ivo D.
Duchacek diplomasi biasanya
didefinisikan sebagai praktek pelaksanaan politik luar negeri suatu negara
dengan cara negosiasi dengan negara lain.
Menurut Sir Earnest
Satow, dalam bukunya Guide to Diplomatic Practice memberikan
karakterisasi diplomasi yang bagus meskipun tidak jelas dan kurang akurat. Ia
mengatakan diplomasi adalah “the application of intelligence and tact to
conduct of official relation betweenthe government of independent states.”
(penerapan kepandaian dan taktik pada pelaksanaan hubungna resmi antara
pemerintah negara-negara berdaulat).
Menurut Oxford
Dictionary, diplomasi adalah manajemen
hubungan internasional melalui negosiasi; dimana hubungan ini diselaraskan dan
diatur duta besar dan para wakil; bisnis atau seni para diplomat.
Menurut The Hamber’s
Twentieth Century Dictionary,
diplomasi adalah seni berunding, khususnya tentang perjanjian diantara negara-negara,
keahlian politik.
Harold Nicholson, seorang pengkaji dan praktisi diplomasi abad duapuluh
menegaskan kata diplomasi secara gegabah diambil untuk menunjukkan lima hal
yang berbeda. Dari lima hal tersebut, empat hal yang pertama yakni, (1) politik
luar negeri, (2) negosiasi, (3) mekanisme pelaksanaan negosiasi, dan (4) suatu
cabang dinas luar negeri. Ia selanjutnya mengatakan bahwa interpretasi kelima
merupakan suatu kualitas abstrak pemberian, yang didalam arti baik mencakup
keahlian dan pelaksanaan negosiasi internasional. Dan dalam arti yang buruk
mencakup tindakan taktik yang lebih licik. Tetapi akhirnya Nicholson menerima
definisi yang diberikan oleh Oxford English Dictionary yang dianggap cukup luas
untuk mencakup aspek-aspek yang berbeda dari diplomasi.
Menurut KBBI, Diplomasi adalah urusan atau penyelenggaraan perhubungan
resmi antara negara satu dengan yang lain. Urusan kepentingan sebuah negara
dengan perantaraan wakil-wakilnya di negara lain. Pengetahuan dan kecakapan
dalam hal perhubungan antara negara dan negara.
Fungsi
Diplomat
Sebagai
duta dari negaranya maka diplomasi memiliki fungsi yaitu: Norman dan
Howard c parkins,1957,second edition,International relations,London: The London
Institute of world Affairs
- Representasi
Yaitu mewakili Negara asalnya dalam melakukan perundingan dan sebagainya dengan membawa nama Negara asal
- Negosiasi
- Reporting
Protection
of the interest of the nation and of its citizans in foreigen lands.
Tujuan
Diplomasi
Sedang
tujuan dari diplomasi yaitu: S L Roy,1991,Diplomasi,Jakarta: Rajawali
Press., Hal. 5-13.
- Tujuan politik
berkaitan
dengan kebebasan politik dan integritas teritorialnya. Dalam konteks Indonesia
adalah mempertahankan kemerdekaan yang telah diperoleh serta melindungi
kedaulatan wilayah NKRI dari sabang sampau Merauke.Tujuan
Ekonomi
berkaitan
dengan pembangunan ekonomi nasional.
- Tujuan Kultur
melestarisakn
serta memperkenalkan kebudayaan nasional pada dunia internasional.
- Idiologi
mempertahankan
keyakinan dan kepercyaan yang diyakini oleh sebuah bangsa. Dalam konteks
indonesia adalah pancasila.
Bentuk-bentuk dari diplomasi diantaranya :
Pertama, diplomasi
bilateral merupakan salah satu bentuk diplomasi lama dan dikenal dengan sebutan
tradisional. Bentuk diplomasi ini sudah dipergunakan sejak zaman dahulu.
Diplomasi ini dilakukan diantara dua pihak saja. Dalam melakukan diplomasi ini
harus memiliki tindakan dalam memperhitungkan power (Roy 1995, 73-74).
Kedua, diplomasi
multilateral merupakan salah satu bentuk diplomasi terbuka. Dikenal dengan
sebutan diplomasi modern. Dalam pelaksanaannya, diplomasi ini terlihat berbeda
karena dilakukan diantara dua negara lebih. Selain itu, terdapat hal yang
begitu tampak mengenai diplomasi tradisional dengan diplomasi modern ini, yaitu
adanya keterbukaan yang terjadi dalam pelaksanaan diplomasi modern ini.
Ketiga, diplomasi
asosiasi merupakan bentuk diplomasi yang dilakukan dengan cara terbentuknya
hubungan persahabatan diantara negara satu dengan yang lainnya. Diplomasi ini
terbentuk karena adanya persahabatan, perserikatan, dan persekutuan. Dalam
pembentukan diplomasi ini adalah salah satu upaya untuk mencapai kepentingan
bersama.
Keempat,
diplomasi konferensi merupakan bentuk diplomasi yang muncul awal abad 20.
Bentuk diplomasi ini dapat dilihat dengan adanya Konferensi Hague tahun 1899
dan 1907 (Roy 1995, 142). Bentuk diplomasi ini lebih terlihat seakan
menginginkan adanya keputusan cepat yang terjadi. Selain itu, diplomasi
konferensi ini juga dikenal sebagai representasi new diplomacy yang
menjadi salah satu harapan baru bagi dunia (White 2005, 391). Diplomasi
konferensi ini memiliki beberapa tipe, yaitu diplomasi multilateral atau
parlementer dan diplomasi publik (Roy 1995, 146-8).
Referensi :
Roy, S.L. 1995. Diplomasi. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada
White, Brian. 2005. Diplomacy In J. Baylis and S. Smith
(eds). The Globalization of World Politics, 3rd edition, Oxford University
Press.
Hi there i am kavin, its my first occasion to commenting anyplace, when i read this piece of writing i thought i could also create comment due to this good post.
ReplyDelete