BANDA ACEH -
Serombongan laki-laki berjumlah 13 orang yang mengaku mantan kombatan dari
Komite Peralihan Aceh (KPA) Wilayah Peureulak dan Wilayah Pasee, Sabtu sore
kemarin menduduki pendopo Gubernur Aceh untuk target bertemu Gubernur Zaini
Abdullah. Namun hingga menjelang magrib upaya bertemu langsung dengan Doto
Zaini gagal karena menurut mereka dihambat oleh oknum-oknum tertentu.
Pantauan
Serambi, sejak pukul 16.00 WIB rombongan mantan kombatan GAM tersebut sudah
berada di dalam perkarangan pendopo Gubernur di Banda Aceh. Mereka datang
menggunakan dua unit mobil Toyota Avanza hitam BL 466 DC dan BK 1410 SP. Namun
sebelum sempat bertemu Gubernur Zaini Abdullah, mereka terlebih dahulu dihadang
pihak keamanan.
Salah
seorang dari anggota rombongan tersebut, yaitu Syarifuddin alias Kumis yang
mengaku sebagai mantan Panglima Sagoe PBB Wilayah Peureulak kepada Serambi
mengatakan, tujuan pihaknya ke pendopo semata-mata untuk menjumpai Gubernur
Zaini Abdullah untuk bersilaturahmi dan membicarakan beberapa hal. Namun
Syarifuddin tidak menyebut secara rinci tentang apa yang akan disampaikan
kepada Gubernur Zaini.
“Tujuan
jumpa dengan gubernur karena kami ada keperluan dengan orang tua kami.
Persoalannya antara orang tua dengan anak. Doto Zaini adalah ayah kami (mantan kombatan
GAM). Beliau ada di dalam (pendopo). Tapi ada pihak-pihak tertentu yang
menghalangi kami masuk menemui beliau,” tandas Syarifuddin didampingi
rekan-rekannya.
Dia
menegaskan, Doto Zaini merupakan ayah bagi mereka saat masih berjuang. Sebab,
saat itu Doto Zaini sebagai salah satu petinggi Gerakan Aceh Merdeka (GAM)
sekaligus Menteri Luar Negeri GAM. Karena itu, kata Syarifuddin, ketika ada
keperluan mendesak antara ‘ayah dan anak’ maka ruang untuk bertemu bisa terbuka
lebar. “Kami dengan orang tua tidak perlu memberitahu,” kata Syarifuddin.
Syarifuddin
mengaku heran karena dalam kenyataannya sangat sulit berjumpa dengan Doto
Zaini. Ini, menurutnya, sangat berbeda ketika pihaknya ingin bertemu Mualem
(Wakil Gubernur Aceh, Muzakir Manaf) selaku Ketua DPP Partai Aceh dan KPA
Pusat. “Kalau dengan wagub kami sering dan sangat mudah berjumpa. Yang sulit
ketemu sama gubernur karena ada oknum tertentu yang menghalangi,” ungkap
Syarifuddin.
Syarifuddin
menyatakan sangat kecewa dengan sikap orang-orang tertentu di sekeliling Gubernur yang tidak memberi izin kepada mereka untuk bertemu. Karenanya, mantan
kombatan dari Wilayah Peurelak dan Wilayah Pasee tersebut bertekad untuk tetap
bisa bertemu secara langsung karena menurut mereka ada sejumlah hal penting
yang akan disampaikan secara langsung. “Kami akan kembali lagi menduduki
pendopo, meski untuk sementara kami harus mundur dulu guna mencegah hal-hal
yang tak diharapkan. Sebab tujuan kami ke pendopo bukan untuk membuat rusuh
tetapi murni untuk bicara dengan gubernur selaku ayah kami,” tandas
Syarifuddin.
Meski
tidak merinci mengenai apa yang akan disampaikan secara langsung kepada
Gubernur Aceh, namun secara garis besar menurut Syarifuddin ada beberapa
masalah utama yang menurutnya harus mendapat perhatian serius dari Gubernur
Aceh, antara lain nasib mantan kombatan, anak yatim, fakir miskin, dan janda
korban konflik. “Yang kami rasakan selama ini Gubernur hanya melihat
orang-orang yang ada di sekitarnya saja. Sementara banyak mantan kombatan yang
hidup di bawah garis kemiskinan akibat luput dari perhatian. Kondisi seperti
ini tidak boleh terus menerus dibiarkan karena akan sangat membahayakan
kelangsungan perdamaian. Pemikiran-pemikiran seperti inilah yang berusaha kami
sampaikan kepada ayah kami selaku Gubernur Aceh,” ujar Syarifuddin.
Setelah
menunggu hingga magrib, Sabtu (30/5), keinginan Syarifuddin cs untuk bertemu
dengan Gubernur Aceh Zaini Abdullah tetap tidak tercapai. Karenanya, setelah
berembuk dengan rekan-rekannya, Syarifuddin meninggalkan pendopo dan berjanji
akan kembali lagi. “Semoga harapan kami untuk bisa bertemu langsung dengan Gubernur bisa terlaksana. Kami datang untuk bicara bukan untuk buat keributan.
Kami
sudah beberapa hari di Banda Aceh dan berharap kedatangan kami kemari tidak
sia-sia,” demikian pernyataan Syarifuddin menjelang bergerak meninggalkan
pekarangan pendopo gubernur tadi malam untuk kembali ke tempat tinggal
sementara di kompleks Taman Ratu Safiatuddin, Lampriek, Banda Aceh.
(mz/nas/aceh.tribunnews.com)
0 comments:
Post a Comment