Modal Rp 1 Jutaan, Anda Bisa Jadi Pengusaha


Butuh penghasilan tambahan atau hanya ingin mengisi waktu senggang pasca-pensiun? Mungkin satu usaha budidaya ini layak Anda coba. Ya, budidaya jamur bisa menjadi alternatif buat Anda. 

Seperti yang dilakukan oleh Subandi (63 tahun), sejak pensiun dari Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD) Pemerintah Kabupaten Kulonprogo pada 2008 lalu, ia mulai menekuni budidaya jamur. 

Pagi ini, kepada sesama pensiunan yang merupakan nasabah BTPN Purnabakti, Subandi berbagi ilmu tentang budidaya jamur tiram, jamur kuping, dan jamur lingzi. Sharing pengalaman menjadi pengusaha ini dihadiri oleh sekitar 30 orang pensiunan dari berbagai profesi. 

Ternyata tak butuh modal terlalu banyak untuk memulai usaha budidaya jamur, hanya sekitar Rp 1 jutaan. "Usaha jamur ini (kalau saya) hanya untuk samben. Kalau untuk pensiunan, ini cocok sekali, karena tidak butuh tenaga banyak. Ora perlu macul neng panasan. Syaratnya, dekat dengan air (untuk penyiraman)," kata Subandi, Yogyakarta, Selasa (9/6/2015). 

Untuk menghasilkan siklus budidaya jamur yang konstan, idealnya dibutuhkan 500 baglog. Baglog adalah media tanam jamur, terbuat dari serbuk kayu yang dimasukkan ke dalam plastik dan dibentuk menyerupai potongan kayu gelondongan. 

Satu baglog harganya Rp 2.000, sehingga dibutuhkan modal Rp 1.000.000 untuk 500 baglog. Modal usaha lainnya yakni untuk pembuatan rumah jamur, dibutuhkan sekitar Rp 150.000. 

Subandi menyebut, rumah jamur ini bisa dibangun secara sederhana, yakni dengan menggunakan bambu-bambu yang disusun seperti rak. 

Dengan panjang bambu dua meter dan tinggi tiga meter, satu rak bisa menampung 150 baglog. Beri ruang antara rak satu dengan yang lain sekurang-kurangnya setengah meter, agar jamur tumbuh dengan sempurna. 

Tak lupa, diperlukan pula sprayer untuk menyiram setiap hari. Harga sprayer ini hanya Rp 40.000. Subandi mengatakan, total modal yang dibutuhkan hanya Rp 1.190.000. "BEP 1 bulan, 10 hari. Dan masih bisa panen hingga 2 kali musim panen," kata Subandi. 

Subandi adalah salah seorang nasabah PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN), yang mengikuti program Daya Tumbuh Usaha. BTPN memiliki program pemberdayaan yang terukur dan berkelanjutan, yaitu DAYA. Daya memiliki tiga pilar program, yaitu Daya Sehat Sejahtera, Daya Tumbuh Usaha, dan Daya Tumbuh Komunitas.

Program DAYA diterapkan pada seluruh unit bisnis BTPN, yaitu BTPN Purna Bakti - unit bisnis yang fokus melayani nasabah pensiunan, BTPN Mitra Usaha Rakyat - unit bisnis yang fokus melayani pelaku usaha mikro dan kecil. 

Selain itu Program DAYA juga diterapkan pada BTPN Mitra Bisnis - unit usaha bisnis yang melayani pelaku usaha menengah, serta BTPN Sinaya sebagai unit bisnis pendanaan BTPN. DAYA juga diimplementasikan pada anak usaha BTPN Syariah yang fokus meyalani nRegional Governanve Head BTPN Purna Bakti untuk Wilayah Jawa Tengah, Hari Suseno mengatakan, mayoritas atau 70 persen nasabah BTPN Purna Bakti adalah pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Adanya program DAYA, diharapkan dapat membangun dan menggairahkan semangat berwirausaha, meski di usia senja. "Diharapkan, kalau mereka punya inspirasi, mereka kan bisa mengembangkan," kata Heri di sela-sela pelatihan.

Sepanjang 2014, jumlah nasabah yang mengikuti program DAYA sebanyak 1,77 juta orang. Dan pada kuartal I-2015, jumlah nasabah peserta DAYA sekitar 311.000 orang.asabah dari komunitas prasejahtera produktif.




(kompas.com)
Share on Google Plus

About http://komunikasipost.blogspot.com/

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment